Pengertian Keluarga menurut Para Ahli.
20 Pengertian Keluarga Menurut Para Ahli – Fungsi,
Tipe, Peran – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas
mengenai Keluarga yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian
menurut para ahli, fungsi, tipe dan peran, nah agar dapat lebih memahami dan
dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Keluarga Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian keluarga menurut para ahli,
terdiri atas:
Menurut Depkes RI, dikutip oleh Effendy, 1998 : 32
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion G. Balion dan Aracelis Maglaya, dikutip oleh Effendy,
1998 : 32
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Menurut Friedman, 1998 dikutip oleh Suprajitno 2004 :
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan emosi dan individu mempunyai peran masing-masing
yangmerupakan bagian dari keluarga.
Menurut Sayekti 1994 dikutip Suprajitno, 2004 : 1
Keluarga adalah satu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri, atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Menurut Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Menurut Effendy (2005)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Narwoto dan Suyanto
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata
sosial yang lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga
merupakan suatu kebutuhan manusia yang universal dan menjadi hal yang
terpenting dari kegiatan dalam kehidupan setiap individu.
Menurut Sigmund Freud
Keluarga pada dasarnya terbentuk karena hadirnya perkawinan pria dan
wanita.
Menurut UU. No. 10 Tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas suami-istri
atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Menurut Duvall dan Logan
Keluarga adalah sekumpulan orang yang memiliki ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang memiliki tujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, emosional, mental dan sosial dari
setiap anggota keluarga.
Menurut A. A.M. Rose
Keluarga adalah kelompok sosial terdiri atas dua orang atau lebih yang
mempunyai ikatan darah, perkawinan, atau adopsi.
Menurut B. Francis F. Merrill
Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu,
dan anak. Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan
didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, atau adopsi.
Menurut Ki Hajar Dewantara
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu
turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,
esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk
memuliakan masing-masing anggotanya.
Menurut Salvicion dan Ara Celis
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Menurut KBBI
keluarga adalah ibu dan bapak serta anak-anaknya.
Menurut Wikipedia
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut BKKBN
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,
istri dan anaknya.
Menurut Gillis
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang lengkap dengan atribut
yang dimiliki, namun terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing memiliki
sebagaimana individu.
Menurut Spradley dan Allender
Keluarga adalah satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga memiliki
hubungan emosional dan meningkatan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
Menurut Raisner
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
masing-masing memiliki ikatan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak,
dan nenek.
Fungsi Keluarga
Berikut ini terdapat beberapa fungsi keluarga, terdiri atas:
- Fungsi
Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
- Fungsi
Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
- Fungsi
Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
- Fungsi
Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
- Fungsi
Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain
yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
- Fungsi
Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber
kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga
bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
- Fungsi
Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu
pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah
dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing,
dsb.
- Fungsi
Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus.
- Memberikan
kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Secara tardisional keluarga keluarga dikelompokkan menjadi dua
(Suprajitno, 2004 : 2) yaitu :
1. Keluarga Inti (nuclear
family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang diperoleh dari keturunanya, adopsi atau keduanya.
2. Keluarga Besar (Extented
Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
Dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang menjadi :
1. Keluarga bentukan (Dyadic
Family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah
cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren
karena adanya pengaruh gaya hidup berat yang pada zaman dahulu jarang sekali
ditemui sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangannya cenderung
hidup sendiri untuk membesarkan anak-anaknya.
2. Orang tua tunggal (Single
Parent Family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa
perkawinan (The Unmarried Teenage Mother)
4. Orang dewasa (laki-laki
atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (The Single Adul
Living Alone). Kecenderungan di Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak
mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah.
5. Keluarga dengan anak
tanpa menikah sebelumnya (The Non Marital Heterosexual Cohabiting Family).
Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada
akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (Kota atau Kabupaten)
meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya.
6. Keluarga yang dibentuk
oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (Gay and Lesbian Family).
Struktur Keluarga
Struktur Keluarga terdiri dari bermacam-macam (Effendy, 1998 : 33)
diantaranya sebagai berikut:
- Patrilineal
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
- Matrilineal
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
- Matrilokal
adalah yang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
- Patrilokal
adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
- Keluarga
kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat. (Effendy 1998 : 34)
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peran Ayah : Ayah
sebagai suami dari istri dan anak anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peran Ibu : sebagai
Istri dan Ibu bagi anak – anak, ibu mempunyai peranan ntuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluraganya.
3. Peran anak – anak : Anak
– anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Berikut ini terdapat beberapa tahap-tahap kehidupan keluarga, terdiri atas:
- Tahap
pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan
dalam membentuk rumah tangga.
- Tahap
menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk mendapatkan keturunan
sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi
keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
- Tahap
menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan
kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat
bergantung kepada orang tuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.
- Tahap
menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi
sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang
kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap
pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya, dsb.
- Tahap
menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana
mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya,
membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas di sekolah
anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
- Tahap
menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena
dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan
anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
- Tahap
melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak telah
dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
- Tahap
berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini
keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan
dapat menimbulkan depresi dan stress.
- Tahap
masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.